Oleh : Rosi Ochiemuh. Mendekati rumahnya, terdengar suara berisik bersahutan. Parman nampak tenang karena sudah terbiasa. Setiap hari dalam ruang sepetak yang dihuni bersama istri dan kelima anaknya adalah sebuah kisah pelik dalam hidup Parman. Hidup seperti itu di mata para tetangga sangatlah kejam. Tapi mereka—tetangga—kebanyakan teori tanpa ada aksi apa pun untuk meringankan keadaan hidup Parman. Hanya bisa berbisik-bisik di belakang, di samping, di depan, tentang kehidupan lelaki itu. Sepetak kontrakan dihuni satu keluarga. Bersama istri dan kelima anaknya. Tidur, makan, memasak, dalam satu ruangan, hanya bersekat dinding lemari pakaian. Untunglah kegiatan mandi dan buang hajat dilakukan di kamar mandi terpisah, menyampur dengan penghuni kontrakan lain. Ada yang memandang sebelah mata, iba dan bahkan tetangganya merasa terusik karena tidak bisa tenang bertetangga dengan mereka. Karena suara berisik, teriakan dari istri dan kelima anak-anak Parman. Kenyataan begitulah kehidupan
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.