Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

[CERMIN] KEHILANGAN SUARA

Sedari dulu sudah dikatakan oleh sahabatmu, hendaknya berpikir yang panjang untuk menikah dengan Ivan. Pria yang sebenarnya kurang pantas untuk jadi pendamping hidup. Tapi, perjodohan tidak dapat dielak lagi. Semua sudah terjadi dan diatur oleh bapakmu. "Sri, Ivan pria yang pantas untuk jadi suamimu," ucap Bapak meyakinkan. Seolah-olah dia tahu segalanya tentang pria itu berikut keluarganya. Sejak remaja sampai kini, hidupmu selalu berdasarkan keputusan Bapak. Mulai dari masuk sekolah sampai diputuskan untuk berhenti sekolah. Hanya karena rasa bakti yang terpatri sejak kepergian Ibu kehadirat Illahi. Sebagai anak pertama kamu harus manut, demi adik-adik. Semua pekerjaan telah dilakoni demi membantu ekonomi Bapak. Usia remaja yang ceria tergerus oleh kerasnya hidup. Kamu rela melepaskan masa remaja dan masa muda tanpa kenangan manis. Tanpa sesuatu yang biasanya terjadi diwaktu muda. Lepas begitu saja. Beberapa teman lelakimu yang sangat sayang pun rela kamu lepaskan. Hanya

[Cerita Mini] KOTA KHAYALAN.

Sesekali menggerutu itu boleh, kan? Matahari pagi ini sangat tidak hangat. Sinarnya menyentak dan ada aura buru-buru di setiap ruas jalan raya yang kurasakan. Bermimpi bisa jadi karyawan teladan dengan gaji utuh tanpa potongan. Selain itu bonus akhir tahun menantikan untuk diterima. Itu semua hanyalah mimpi seorang karyawan kesiangan serupa aku. Betapa buruknya jika gerutu ini sampai ke telinga orang-orang yang sudah menganggapku orang baik. Sekali lagi, sesekali boleh menggerutu, kan? Agar dunia yang ada di hadapanku saat ini terasa berbeda. Maka setiap kali kupandangi kota yang kutinggali dengan segudang kesemrawutan infrastruktur beserta orang-orangnya, setiap itu pula rasanya ingin melalang ke kota yang lebih sejuk. Tidak ada kota yang lebih sejuk di negara ini. Semua telah terkontiminasi hal-hal yang berbau kemajuan teknologi dan pola pikir orang-orang moderen. Jangankan di kota, di pedesaan pun telah tercicipi aura itu. Aura kemajuan yang menyentak dan menghanyutkan para pendud