* Cerpen ini belum pernah dimuat di mana pun. Dua kali dikirim ke media koran, tapi tidak pernah dimuat. Sepertinya memang belum berjodoh dengan konsep dan tema cerpen. Karya : Rosi Ochiemuh. Subuh yang dingin, aku sudah tergerak bangun. Karena pekerja kantor kecil sepertiku tidak bisa menghentikan kemacetan jalan raya ingar-bingar liar kendaraan yang tidak akan menoleransi untuk jalan duluan. Bisingnya klakson-klakson sepagi itu terdengar seperti monster. Peringatan bahwa kita tinggal di sebuah kota maju yang bergantung pada kemajuan teknologi tapi miskin simpati. Wajah-wajah tegang, tidak ada senyum kutemukan dari mereka kecuali wajah berkeringat yang berkali-kali melirik jam di pergelangan. Aku tahu jam tangan mereka tidak murahan seperti yang kupakai. Beberapa ber merek Swiss Army , Alba , Chanel , Jacob & Co, Bvlgari , Cartier , dan yang terjangkau Sofie Martin yang peminat terbanyak nya perempuan muda. Aku tahu bahwa mereka tegang sembar
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.