(Cerpen ini dimuat pertama kali di koran Radar Mojokerto, grup JawaPos, Minggu, 20 Februari 2022) *** Hujan mengguyur sejak Subuh. Aku benci hujan, seakan dipenjara saat hujan deras. Tak bisa ke mana-mana, tak bisa mendekati Maya, si cantik incaranku sejak dulu. Aku berdua saja dengan perempuan tua ini, bosan sekali. Perempuan tua ini berulang-ulang cerita padaku tentang anak kesayangannya yang telah sukses hidup di luar negeri. Juga bercerita tentang mendiang suaminya yang PNS. Sampai akan menutup cerita, dia lalu sesenggukan di kursi goyang. Aku tak tega meninggalkannya seperti itu. Meski sekarang dia hidup sendiri, perempuan tua ini masih punya uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Memberiku makan tiga kali sehari, hingga aku bisa semontok dan setampan ini. Terdengar jejak langkah kakinya mendekatiku. Dia memakai longdress, wajah riasan tipis, rambut putih sebahu dikuncir belakang, aroma parfum tercium dari jauh. Dia hempaskan pantat kurusnya ke sofa empuk ruang tamu
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.