Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Apa Kabar, Semesta Jiwamu?

Sesekali bisakah aku memeluk diriku dengan baik, tanpa membutuhkan tubuh siapapun?  Selama ini, memikirkannya saja sudah buat aku bahagia. Tentu, karena dua tahun belakangan ini aku merasa situasi tidak baik-baik saja walau ucapanku pada tiap orang aku baik-baik saja.  Entah pertemanan di dunia maya, selalu membuat aku merasa tidak ada yang tulus meski postingan mereka tampak mulia dan tebar kebajikan. Contoh pertemanan di dunia maya yang tak berkesinambungan dan kamuflase adalah : Akun sosial media yang punya pertemanan 2000 ~ 5000 akun berbeda. Mungkin hanya 1 ~ 10 akun yang benar-benar menganggap teman seolah di dunia nyata. Hanya 5% saja dari 1000% yang benar-benar peduli, tulus, dan apa adanya. Selebihnya, akun-akun itu hanya butuh pencapaian popularitas, pengakuan, dan sebagai akun untuk mencapai obsesi demi bisa terus pamer.  Aku sadar, di dunia nyata pun sering menemui orang-orang yang hanya ingin mengambil keuntungan saja saat berhubungan denganku. Entah itu hubungan keluarga,

Setelah Hujan Mereda (Cerpen)

(Cerpen ini dimuat pertama kali di koran Radar Mojokerto, grup JawaPos, Minggu, 20 Februari 2022) *** Hujan mengguyur sejak Subuh. Aku benci hujan, seakan dipenjara saat hujan deras. Tak bisa ke mana-mana, tak bisa mendekati Maya, si cantik incaranku sejak dulu. Aku berdua saja dengan perempuan tua ini, bosan sekali. Perempuan tua ini berulang-ulang cerita padaku tentang anak kesayangannya yang telah sukses hidup di luar negeri. Juga bercerita tentang mendiang suaminya yang PNS. Sampai akan menutup cerita, dia lalu sesenggukan di kursi goyang. Aku tak tega meninggalkannya seperti itu.      Meski sekarang dia hidup sendiri, perempuan tua ini masih punya uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Memberiku makan tiga kali sehari, hingga aku bisa semontok dan setampan ini.      Terdengar jejak langkah kakinya mendekatiku. Dia memakai longdress, wajah riasan tipis, rambut putih sebahu dikuncir belakang, aroma parfum tercium dari jauh. Dia hempaskan pantat kurusnya ke sofa empuk ruang tamu