Hujan turun berderai-derai Serupa tangis Serupa perayaan sore ini Berlapis-lapis percikan bak kabut Jalanan basah membuminya debu Larut bersama sekelumit teori kehidupan perkotaan nan menggebu Bersama pikiran yang masih bersemedi Dalam yang jauh ke negeri antah berantah Yang tak kuasa kulawan semua ilusi Berbantah-bantah Pada logika manusiawi Kudengar hujan bisa menculik siapa saja Pikiranmu, pikiranku, semua pikiran manusia Terlena deru derai jatuhnya Sembab tanah dan hawa Lalu tertelan oleh kenangan yang piawai Hujan turun serupa tangis, serupa tarian ditingkahi riuh gelegar petir Angin yang bermain-main Serupa perayaan sore ini pada senin yang jemu Tak ada secangkir kopi pun secangkir teh hangat Pikiran masih berjibaku di jalan raya perkotaan yang tak ada matinya. Cikarang City; 26-November-2018.
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.