Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

DENTING CINTA (My Cerpen mini)

Penulis : Rosi jumnasari, Nama pena : Rosi Ochiemuh. Buku perdana; Kumpulan cerpen Sesuatu di Kota Kemustahilan (Penerbit LovRinz Publishing Februari 2018). FB : Rosi Ochiemuh, IG: @ochiemuh, Twitter : RJumnasari.             Malam Minggu ini kafe sepi pengunjung. Denting-denting riuh lemari kafe tampakkan gelisahnya. Saya menunggu seorang pengunjung tetap, yang dulu sering menempelkan bibirnya pada tubuh saya, juga jemarinya yang lentik itu. Namanya Astrid. Dia selalu datang sendiri, membawa tas laptopnya kemudian berlama-lama dalam kafe hanya untuk menulis di laptopnya. Tempat duduknya dekat jendela sebelah kanan ujung. Sebelum datang rupanya dia sudah memesan tempat duduk paling strategis itu di sini melalui telepon.             Aroma stroberi dari lipblam di bibirnya menguar, menyegarkan dan manis meski yang diminum bukanlah sejenis jus buah juga sirup. Tapi, kopi hitam manis. Kue yang dipesannya hanya kue pie keju. Kontras dengan aroma lipblam yang dipakai di bibirnya

Bumi Mengeja Rentanya. [ My Puisi]

Penulis : Rosi jumnasari, Nama pena : Rosi Ochiemuh. Buku perdana; Kumpulan cerpen Sesuatu di Kota Kemustahilan (Penerbit LovRinz Publishing Februari 2018). FB : Rosi Ochiemuh, IG: @ochiemuh, Twitter : RJumnasari. Matari dan Bulan terburu-buru tuk menyerbu Bumi kita yang mulai rapuh peradabannya Bumi kita kian meredup kesuciannya dan Ia berkeluh pada bintang gemintang di jagad sana, tersedu-sedu ‘segerakan aku ditiupkan sangkala, biar hancur lebur’ ujarnya merana Ia dulu begitu ranum dan rekah, kini berkeriput muram diusia renta entah di peradaban manusia mana Ia berakhir, hancur, meleleh bersama Matari. Ia tak tahu, hanya berputar pada porosnya. Ikuti alur Sang Pencipta Mengeja rentanya, pelan-pelan bersamai waktu sembari merintih pilu meratapi makhluk-makhluk berkaki dua, berlaku semau mereka Bumi kita, tak bisa menari pun tertawa. Sedih di atas penderitaan keluh alam Di Bumi Cikarang, 15-Oktober-2019 *Catatan.  Puisi

DARI DUNIA LAIN [Cerpen Rosi Ochiemuh]

Cerpen dimuat pertama kali di Koran Radar Mojokerto Grup Jawa Pos. Edisi Minggu, 20 Oktober 2019. Bulan ragu-ragu muncul di pekatnya malam, aku terpaksa menjajakan bakso gantikan bapak yang sakit. Malam ini, selepas hujan turun sejak sore hingga isya, hampir setiap tempat yang dilewati sunyi. Dari kampung ke kampung. Dari jalan raya hingga menembus gang pada jalan lain. Tiba di sebuah jalan kecil remang cahaya pada deretan kontrakan petak empat pintu tertutup, satu pintu setengah terbuka. Terlihat gelap di dalamnya. Aku berpikir salah satunya mati listrik atau tokennya habis. Tidak ada yang aneh di pikiran ini. Tangisan anak kecil tiba-tiba terdengar di telinga. Dia duduk di samping pintu yang terbuka. Aku penasaran. Kenapa dilarut begini ada anak kecil belum tidur? Mungkin karena rumahnya gelap atau dalam ruangannya gerah, jadi pintunya dibuka separuh dan anak kecil itu belum bisa tidur, pikirku begitu. Aku berhenti tepat di depan kontrakan kecil itu.