Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2016

Perempuan Rombengku.

Merah menjelma di wajahku yang lusuh Kala jemariku mengepal bagai bulatan batu, rusuh Kau tahu kenapa? Selintingan tajam menyentil gendang telinga Serupa aroma busuk menjelma Rupa bidadari berbibir dua belas Wajah dua belas bergantian bagai topeng tiap menitnya Bibir dan lidahnya dua belas Berdentang-dentang menggema Lanjutkan menghempas Ingin kujahit bibir dan lidahnya jadi satu Menjadi gagu dan tuna rungu Dalam seminggu itu Bak seorang host gosip yang hist. Paling pandai bersilat lidah Meski dua belas bibir dan lidahnya. Kenapa kepalanya tak dua belas saja? Biar semua takut Dia ciut Mengerucut Tak besar kepala Juga perut Yang ternyata berisi benihku Kutanam saham di sana Tiada sengaja Dan terbina rumah tangga Alakadarnya Ah, merah wajah lusuhku Dan kepalan jemariku bagai batu pun kaku Entahlah Tiba-tiba semua kelu Saat berhadapan di mukanya Telingaku terpasang terpaksa Tuk dengarkan ocehan rombengnya Kaleng karat Bibir dua belas. Berceloteh r