Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Siluet Payung Hitam ( Cerpen )

(Pertama kali dipublikasikan di koran Radar Mojokerto (Grup Jawa Pos). Edisi Minggu, 29 April 2018) Perempuan berpayung hitam itu ziarah ke makam salah satu anaknya yang mati dan beruntung dimakamkan. Anak-anak lain entah ke mana. Ada yang mati di kloset, kotak sampah, dalam kardus di semak-semak, jauh dari permukiman warga. Tidak ada yang tahu selain ia dan Tuhannya. Di bawah sinar purnama ia belai makam kecil yang papan nisannya tertulis Fulanah binti Jumiati. Masih teringat ia akan kelahiran bayinya itu. Ia merasa jadi perempuan normal bisa mengandung sembilan bulan. Tadinya ia yakin bayi itu akan membawanya pada kehidupan lebih baik, tidak lagi jadi perempuan pinggir jalan dengan riasan menor menjajakan diri tiap malam. Saat rasa mulas sempurna, tidak sadar cairan ketubannya pecah. Sampai dimana Mak Edo—tetangganya berteriak mendapatinya lalu membawanya ke rumah sakit. Selepas operasi sesar, bayinya tidak menangis. Bayi itu tersenyum kaku dengan tubuh montok seputih salju. Dokt

PENYESALAN ROMAN. (Cerma)

(Pertama kali dipublikasikan oleh Tabloid Minggu Pagi. Terbit setiap hari Jumat. Karena Jumat tanggal merah, jadi hari Kamis, 29 Maret 2018) Sepulang sekolah, Roman kaget mendapati gang menuju rumahnya terpasang bendera kuning. Roman kebingungan. Siapa yang meninggal dunia? pikirnya. Setiba depan rumah yang terlihat, ia yakin ada yang meninggal dunia dalam rumahnya. Lekas ia memasuki rumah yang ramai didatangi orang-orang. Benar saja, beberapa tetangga berbela sungkawa atas apa yang terjadi padanya. “Roman, kami turut berduka, atas kepergian nenekmu.” Terlihat ibunya duduk di depan jenazah tertutupi kain batik. Aroma gaharu dan wewangian kembang menguar. Nenek meninggal dunia? tanyanya dalam hati masih tidak percaya. *** Kemarin Roman menggerutu karena Nenek selalu bawel padanya. Apa yang dilakukan Roman selalu salah. Hingga ia kesal dan mengumpat dalam hati tentang neneknya. Bahkan Roman berharap jika neneknya sakit, sampai tidak lagi bawel padanya. Apa sebenarnya yang Nenek ingin