Antara kejenuhan dan imajenasi. Buku adalah sarana untuk berlayar ke segala penjuru dunia. Menggali ilmu dengan membaca pengetahuan yang termaktub dalam kertas berjilid-jilid bernama buku. Aku bisa mengeja huruf dan membaca sejak kelas tiga SD. Itu adalah anugerah terbesar dalam hidup. Kedua orang tuaku amat sangat bersyukur. Sampai mencium kening dan pipi karena sudah bisa membaca. Mereka merasa lega, meski masih menjadi buah pikiran lagi. Yakni aku harus bisa menghitung dan menulis. Setelah bisa membaca saat duduk di sekolah dasar itu. Aku mulai lebay untuk membaca setiap apapun. Terlebih kata-kata juga kalimat yang terpajang di jalanan. Seperti di sekolahan, papan reklame & banner, lalu plat alamat rumah orang-orang yang ada di depan pintu mereka. Serasa senang dan nikmatnya bisa membaca. Ada yang membuatku terkenang ketika sedang senang-senangnya membaca itu terjadi waktu smp. Bungkusan koran dan majalah bekas untuk bungkusan alas makanan gado-gado --dagangannya--
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.