Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Merdeka Itu Seperti Apa?

N egara yang kita cintai ini katanya sudah merdeka. Semua merayakan kegembiraan itu berulang-ulang pada HUT NKRI yang kita cintai. Apa itu merdeka? Merdeka dalam kamus bahasa Indonesia adalah bebas, lepas dari segala sesuatu yang membebani tubuh. Entah apakah itu sesuatu yang kasat mata atau tak kasat mata. Dalam diri kita sendiri sebagai manusia, kemerdekaan itu sudah Allah janjikan sejak Nabi Adam.As diciptakan. Manusia pertama yang menjejakkan kakinya ke bumi. Merdekanya Nabi Adam.As adalah diberikan hak kebebasan untuk berpikir dan berambisi dengan fasilitas yang Allah berikan berupa akal dan hati. Namun kembali lagi ke fitrahnya, bahwa manusia dan Jin diciptakan oleh Allah.SWT hanya untuk menyembah dan mengabdi kepada-Nya sampai akhir zaman. Negara yang merdeka bukan berarti panduduknya sudah merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya. Sebagai seorang manusia yang merdeka itu seharusnya bisa merasakan hidup yang nyaman, tentram dan makmur. Bukan merasakan nelangsanya

Belajar Fiksi Lagi_1

Sementara malam kian menenggelamkan diri pada awan gelap. Lelaki itu tetap memintal hatinya dengan luka menjuntai. Luka yang dirajam dirinya sendiri. Tak pernah mengerti mengapa semua bisa terjadi. Sesuatu yang tidak bisa dilupakannya. "Delima, hatiku saat ini sudah berkepingkeping. Mengapa kau tak pernah bergeming," gerutunya. Entah berapa belas purnama dipendamkannya luka itu. Setiap hari dia mencoba untuk tetap membalut sayatan luka dengan obat yang ampuh. Setiap saat pula sayatan itu mulai mengering, tiba-tiba tersentuh lagi oleh memori sisasisa bayang wanita yang telah menorehkannya. "Sepotong hati ini kenapa masih perih?" gumamnya lagi. Padahal lembah hitam di bawah matanya masih melengkung. Gelap, hitam dan mengeriput. Akibat terlalu lama tidak terpejam. Bagaimana ingin terpejam, jejak rekam torehan itu meninggalkan sesuatu  yang membuatnya gusar setiap detik. Baru enam purnama, dia bisa merasakan ketenangan. Hatinya mulai berbenah untuk merubah kehid

Tentang Hilir Cinta

Sudah bukan rahasia jika seorang perempuan itu susah mengungkapkan perasaan sukanya. Terpenting terhadap lawan jenisnya yang dia sukai. Bukan sekedar suka namun getar-getar itu menjadikan rasa yang berkepanjangan, terngiang-ngiang dipikiran disetiap melakukan apapun. Cinta... itulah yang pernah kurasakan saat menginjak remaja. Zaman sekolahku dahulu, cinta itu sangat sakral. Tak mau diumbar siapapun. Curhatannya pada buku deary, hampir setiap pulang sekolah. Layaknya seorang puteri yang sedang melalang buana tiba-tiba bertemu pangeran pujaan hati yang sreg di hatinya. Itu dulu... saat masih remaja dan aku belum mengerti apa-apa. Daya khayalku tentang negeri dongeng itu sangat kental dan selalu menjadi imajenasiku pada setiap gambar yang kubuat. Pada setiap tulisan yang dimuat. Meski adik-adik dan kedua orangtua bilang, aku anak rumahan yang selalu berada dalam kamar. Senang menyendiri, berekspresi mendengarkan radio dan memulai untuk berkhayal. Hmmmm.. benar-benar sangat memalukan.

Antara Emansipasi Wanita & Kebutuhan hidup

Di zaman saat ini, di Indonesia negaraku. Sudah banyak bertebaran kaum wanita bekerja diluar rumah. Menjadi Emansipasi wanita sejak revolusi dari R.A KARTINI. Mereka para wanita-wanita Indonesia banyak yang bekerja diluar rumah dengan berbagai prinsip dan  pemikiran mereka yang bermacam-macam berbagai keadaan mereka. Kenapa mereka para wanita-wanita di Indonesia banyak yang bekerja?. Semua mempunyai jawaban sendiri-sendiri. Ada yang mengutarakannya dengan senang ada yang mengutarakannya dengan sedih. Ada para wanita yang dengan sukarela bekerja di luar rumah karena meniti karier dan ingin sukses seperti kaum pria, dan ada wanita yang terpaksa bekerja di luar rumah Karena ekonomi dalam keluarganya yang tidak mencukupi.   Sekarang di tahun 2013 ini, semua kebutuhan pangan, sandang begitu mahal. Kebutuhan hidup begitu mahal di Indonesia. Kesehatan dan pendidikan pun Mahal. Sementara lapangan kerja di dominisasi oleh wanita, dan para pria begitu susahnya untuk menjadi pekerja