Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

SARINAH BERSAMAMU_CERPEN_Karya : Rosi Ochiemuh.

SARINAH BERSAMAMU Oleh : Rosi Ochiemuh.             / Ibu. Di langit-langit kamar selalu saya pandangi dengan dalam, ketika kesedihan melanda. Napas seakan sesak dirasa. Kenapa hidup saya seperti ini yang selalu tertoreh air mata, berpoles warna kelabu? Betapa sesaknya dada saat anak saya melukai hati dengan sikapnya. Begitu tidak pedulikah dia pada perempuan tua ini. Anak lelaki saya seperti sedang menghukum ibunya. Saya merasa dihukum oleh dia atas kelalaian selama ini menjadi orang tua.             Bangun tidur yang dipanggilnya bukan ibu, melainkan nama perempuan lain. “Bibi Sarinah! Kemana dirimu?” gumam anak lelaki saya. Dia memanggil nama orang lain di hadapan saya. Betapa kesalnya hati. Siapa yang selama ini telah melahirkanmu, Nak? Merawatmu dan menafkahkanmu? Kalau bukan saya siapa, Nak? Keluh dalam hati yang semakin menjadikan ocehan ini begitu panas di dada.             Padahal saya sudah menyiapkan keperluannya. Mulai dari pakaian kerjany

KUINGIN DIA KOMA SATU PEKAN__CERPEN Karya : Rosi Ochiemuh.

KUINGIN DIA KOMA SATU PEKAN Oleh : Rosi Ochiemuh.             Kekeringan di tahun dua ribu lima belas kemarin. Tahun akut menurutku. Akut bukan berarti untuk negara ini. Akut itu bahasa nuraniku yang sudah hampir sekarat dan berkarat. Ingin didiagnosakan ke psikiater atau dokter kejiwaan. Tapi aku takut benar-benar jadi orang gila. Bukan sekedar halusinasi, namun sebuah tekanan batin yang rumit dan pelik hingga mengakar setiap tahunnya. Bisa kalian bayangkan, aku ini adalah seorang istri. Hidup bersama dengan pecandu alkohol, perokok dan gila judi. Belum lagi sesuatu yang berbau mesum dan menjijikkan lekat jadi satu. Lelaki yang dulu mati-matian dibela karena cinta buta. Yang diagungkan karena cinta buta. Kini lerai sudah rasanya untuk mencintai apalagi memandang hormat. Aku memang gila. Gila karena perbuatan keji dan murkanya setiap hari. Roni seseorang yang menjadi impian cintaku. Setelah melabuh kepadanya dan punya anak satu, cinta itu terbang dari hatin

LELAKI SETENGAH__CERPEN_Karya: Rosi Ochiemuh.

LELAKI SETENGAH. Oleh : Rosi Ochiemuh.           Mata telanjang mereka sebenarnya mampu membuat wanita bertekuk lutut. Mereka lelaki berkelamin. Bagiku menjijikkan. Makhluk paling menjijikkan seperti bubur basi dan sejenisnya yang lembek. Semua orang tiada mengira mereka adalah kumpulan lelaki perkasa yang amnesia pada jiwa kelelakiannya. Aku muak! Karena mereka merendahkan derajat lelaki sejati.          “Do …, pijitanmu menggairahkan,” desis pelangganku bagai ular berbisa. Bersyukurnya kali ini aku hanya disuruh memijat tubuh mereka seperti kemarin-kemarin. Para lelaki paruh baya itu bergantian minta dipijit oleh tangan kekarku. Mereka bilang aku berwajah cantik maskulin dan mengemaskan meski hanya memijat.           Hati mereka sudah terjajah nafsu, juga buta dan tuli. Desa ini bagaikan surganya para mesum. Mungkin akan lebih dulu jadi penghuni neraka jahanam dari manusia lain. Kapan aku bisa terbebas dari mereka? Prilaku menyesatkan. Kepala desanya mesum,