Tatapan matamu yang baru-baru ini kurasakan begitu kunikmati hangat melesap ke lubuk hati. Jauh di sana, denyut nadi itu semakin berdesir deras dengan mulusnya. Lalu senyuman manis itu tiba-tiba kurasakan aneh menyentil sudut jiwa yang kaku. Jadi bergelombang dan aku bergoyang-goyang diayun ombak samudera lengkung manismu. Padahal sudah lama hidup bersamamu, tapi mengapa rasa ini hadir kembali lebih dari rasa yang kualami dahulu. Malam ini baru kurasakan api rindu itu menyala tiba-tiba dan hangatkan sepi yang biasanya kulalui saat kau tak ada. Aku sudah terbiasa, kau tak ada. Tapi kali ini berbeda. Rindu yang kehangatannya makin mengalir menuju sendi-sendi tubuhku. Dan mendiami syaraf-syarafku yang tenang. Lesat dan mendadak aku gelisah. Tiba-tiba kuingin hujan turun deras malam itu. Saat kau belum datang padaku. Kemudian kau segera pulang dan mendatangiku untuk berteduh dari gigilnya hujan malam ini. Hingga rindu terobati meski kehadiranmu itu biasa terjadi. Tapi ini lain, entahlah
Jika isi kepalamu sedang penuh, maka menulislah. Karena menulis adalah berbicara dengan diam dan pemikiranmu berjalan tertuang.