Pada suatu waktu seseorang pernah berada pada titik yang sangat sulit. Pastinya akan merasa terpojok di dunia ini, ketika tidak ada satu pun yang peduli dengan keadaan yang alami saat itu. Aku pun pernah, bahkan bisa dibilang berkali-kali. Setiap orang selalu ingin bisa hidup lebih baik, layak, bahkan lebih sukses dari kehidupannya terdahulu. Namun, sekeras apapun sebuah perjuangan dan sebanyak apapun hasil yang didapat, kita akan berakhir pada satu titik. Yakni titik nol.
Mengapa begitu? Karena kesempurnaan manusia tidak bisa ditentukan oleh pemikiran manusia itu sendiri. Kesempurnaan dan kesuksesan hanya bisa dicapai oleh pemikiran manusia sedapatnya yang dia mampu. Di luar itu, kekuasaan serta kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta.
Prediksi manusia dengan kekuasaan-Nya masih sangat dangkal. Misalkan, manusia yang sukses ialah yang memiliki segalanya yang ada di dunia ini dan manusia yang merdeka dari perbudakan, yang bebas. Entah memiliki segalanya di dunia ini yang bagaimana? Karena di atas langit masih ada langit lagi. Bebas yang seperti apa? Apakah bebas seperti manusia yang bermartabat atau yang serupa binatang liar.
Kembali lagi, kesempurnaan dan kesuksesan yang sudah terlampaui puncaknya adalah kembali menjadi nol. Seperti bilangan, dari angka satu sampai sembilan yang hampir sempurna, lalu sepuluh yang itu adalah satu dan nol.
Sama halnya manusia yang paling miskin dan rendah martabatnya di dunia ini. Tingkatannya tidak bisa kita bilang bahwa ketika seseorang yang sangat miskin hidupnya dan tinggal di tempat kumuh yang tidak punya apa-apa selain tubuhnya sendiri adalah manusia paling miskin dan terpuruk. Karena di bawah bumi masih ada bumi yang paling akhir, kerak bumi.
Jadi, aku selalu berpikir, dan berusaha menenangkan hati untuk berada pada energi positif. Bahwa kesulitan apa saja yang kita jalani saat ini, masih ada kok yang lebih sulit hidupnya, lebih susah dan menderita.
Sesukses apa pun hidup orang, masih ada yang lebih sukses dari mereka dan kesuksesan yang sempurna adalah kembali menjadi nol karena semua pengalaman hidup yang dijalani selama umur kita akan kembali pada Sang Pencipta.
Jadi untuk apa harus resah, untuk apa harus takut, untuk apa harus bingung dan merasa hidup yang dijalani sia-sia. Sementara belatung dan lalat yang paling terlihat menjijikkan sekalipun hidupnya punya manfaat bagi makhluk hidup lain. Terbukti mereka makhluk ciptaan Allah.SWT yang sekecil dan seaneh itu bisa hidup saling bergantung dan saling berjuang untuk bertahan hidup.
Terpikir tidak, jika apa yang terlintas dalam pikiran kita saat berada pada kekalutan dalam kesulitan hidup akan mengakhiri segalanya dengan jalan pintas? Tidak, jangan pernah sedetik saja untuk memikirkan itu. Pikiran yang sangat bodoh dan pastinya Tuhan yang menciptakan diri dan hidup kita tentu akan sangat murka.
Semakin kita dalami diri sendiri, apa yang terjadi, sebab dan akibat mengapa bisa kita menghadapi masa sulit, lalu berusaha keras buat mengubah semuanya agar tidak terlalu risau pada kehidupan yang dijalani. Pasti akan ada jalan dan jangan selalu dengarkan hati nurani, yang kadang bisikan itu bukan hati nurani sebenarnya melainkan dari aura negatif yang kita miliki.
Bagi sebagian pembaca, mungkin Anda bisa saja meremehkan ulasan dan pemikiran aku. Kembali lagi kepada Anda sekalian, aku hanya menyampaikan pemikiran kepala ini untuk meringankan sedikit kesulitan yang sedang Anda alami saat ini, atau pernah mengalaminya dalam bentuk tulisan yang ringan saja.
Jika kita mengalami masa-masa sulit, mungkin itu adalah cara Allah.SWT memberikan pelajaran hidup agar kita semakin naik peringkat. Kekuatan sabar makin bertambah, kekuatan iman semakin tebal, kekuatan mental dan hati semakin terarah apabila semua itu kita pasrahkan pada-Nya sembari berjuang.
Apabila kesulitan hidup masih singgah dalam kehidupan kita, tetap positif dan jangan melihat status orang yang berada di atas kita tapi tengoklah status sosial orang lain yang jauh di bawah kita. Apa yang Tuhan ciptakan di dunia ini tidak ada yang sia-sia, terus untuk apa kita menyia-nyiakan hidup hanya karena kita tidak bisa melewati kesulitan hidup?
Nah, apakah lalat dan belatung lebih hebat daripada kita yang dibilang dalam kitab suci bahwa kita makhluk Tuhan yang sempurna?
Cikarang Barat, 01 November 2021. Rosi Ochiemuh.
Komentar
Posting Komentar